Sunday, 27 January 2013

Sepi Laman Ini

salam..
ulala..nampaknya blog sy ini sudah bersawang..huhu.. sgt lama tidak update..14 days +-.. wuu lamanyaa..
okeyhh..sebenarnya today.. sy baru sj pulang dr Mesir..hoyeee... cuti sem la katakan..apa lg jelajah negara org la... alhamdulillah krn diberi peluang untuk meneroka bumi Allah y luas ini.. gonna miss Misr la. byk memories kot..nanti nak masuk gambar,,kasi bukti skett..
semoga diri ini mendapat ibrah dan hibrah y berharga.. x semua dpt alaminya..

oppss..b4 terlupe..my result dah kuar time tgh holiday ni..very da cepat la...lama dah kuar,,tapi baru tgok td..riso kalo2 result itu mampu mnghapuskan mood cuti di Misr. but alhamdulillah result okehh,,naik.. lepas ni kene usaha gigih lagi..x mo men2,, hoho

p/s : kot kalo rajin,, akanku abadikan segala memories di Misr di laman ini..story morry sket..

Saturday, 12 January 2013

~ReNuNG - ReNuNGKaN~

1. Yakinlah bahwa selain kita org lain juga diuji...
Ada yang diuji dengan kemiskinan...
Ada yang diuji dengan harta, jabatan dan kekuasaan…
Ada yang diuji dengan isetri yang berakhlak buruk...
Ada wanita yang diuji dengan suami curang…
Ada wanita yang diuji dengan mertua jahat…
Dan terlalu banyak model ujian yang menimpa manusia...
Sebagaimana manusia-manusia yang lain yang juga ditimpa musibah/ujian yang beraneka ragam...

2. Sabarlah dengan ujian yang sedang kita hadapi... 
Alhamdulillah kita masih bisa memikulnya... Bisa jadi jika kita diuji dengan ujian yang lain... maka kita tidak akan mampu menghadapinya... Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba...

3. Terkadang syaitan membisikkan pada kita bahwa ujian yang kita hadapi sangatlah berat dan tidak mungkin untuk kita pikul…
Maka ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yang jauh lebih berat dengan ujian yang sedang kita hadapi...

4. Bukankah ujian jika dihadapi dengan kesabaran, maka akan menghapus dosa-dosa dan meninggikan darjat?

5. Bahkan bisa jadi Allah menghendaki kita untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di surga yang tidak mungkin kita peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan solehh kita...
Amalan soleh kita tidak cukup untuk menaikan kita ke tempat tinggi tersebut... Kita tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut, kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hentinya untuk mengangkat darjat kita...

6. Ingatlah… Dengan ujian terkadang kita baru sedar bahwa kita ini sangatlah lemah dan selalu perlu kepada Allah Yang Maha Kuasa...

Kadang kita baru mengenal khusyu' dalam solat…
Kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata… Kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah… tatkala ujian datang… tatkala musibah menerpa...

7. Ingatlah… dengan ujian atau musibah yang menimpa kita... terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita... Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan... Kadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung...

Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah... Bahkan perkaranya justeru sebaliknya...
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda...

“Jika Allah mencintai sebuah kaum, maka Allah akan menguji mereka.” (Disahihkan oleh Al-Albani dalam As-Sahihah no. 146)

8. Berhusnu dzonlah kepada Allah...
Yakinlah bahwa di sebalik ujian dan musibah yang menimpamu, ada kebaikan dan hikmah... Justeru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tidak menimpamu, maka akan lebih buruk keadaan kita...

Allah berfirman:

“Dan boleh jadi kalian membeci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian.” ( Al-Baqarah: 216)

9. Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci itu mendatangkan banyak kebaikan...

Allah berfirman:

“Maka mungkin kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”( An-Nisa: 19)

10. Ingatlah bahwa tidak ada istrirahat total… Kegembiraaan total… Kecuali di akhirat kelak... Selama kita masih hidup di dunia, maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang... Bersabarlah tegarlah… demi meraih ketentaraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga... Ada orang awam yang berkata...

“Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji, kalau tidak mau diuji ya… jangan hidup di dunia...!!!” 


Thursday, 10 January 2013

When I...

When I was alone & had nothing... I asked for a friend to help me bear the pain, No one came except... الله.

When I needed a breath to rise from my sleep, No one could help me except... الله.

When all I saw was sadness & I needed answers, No one heard me except... الله.

So when I am asked who I give my unconditional love to, I look for No other name except ALLAH Subhanahu Wa Ta'alaa... ♥

"so remember me and I will remember you" [2:152]

Monday, 7 January 2013

D Ten Things We Waste

(based on a lesson of Ibn Qayyim al-Jawziyyah)

1. --Our Knowledge-- Wasted by not taking action with it.

2. --Our Actions-- Wasted by committing them with out sincerity.

3. --Our Wealth-- Wasted by using on things that will not bring us ajr. We waste our money, our status, our authority, on things which have no benefit in this life or in akhirah.

4. --Our Hearts-- Wasted because they are empty from the love of Allah, and the feeling of longing to go to Him, and a feeling of peace and contentment. In it's place, our hearts are filled with something or someone else.

5. --Our Bodies-- Wasted because we don't use them in ibadah and service of Allah

6. --Our Love-- Our emotional love is misdirected, not towards Allah, but towards something/someone else.

7. --Our Time-- Wasted, not used properly, to compensate for that which has passed, by doing what is righteous to make up for past deeds

8. --Our Intellect-- Wasted on things that are not beneficial, that are detremental to society and the individual, not in contemplation or reflection.

9. --Our Service-- Wasted in service of someone who will not bring us closer to Allah, or benefit in dunyaa

10. --Our Dhikr-- Wasted, because it does not effect us or our hearts

~ DEATH ~

DEATH is an answer nobody can question!

Death sees no age.
Death sees no health.

When death comes? There is no second chance. Your chance to make your wrongs to right is now while you're still breathing.

So don’t be proud about your status
Don’t look down upon the poor……….. Because we are all the same in the sight of ALLAH 


kullu nafs zaiqatul maut..

ALLAH says: “Mutual rivalry for piling up (the good things of this world) diverts you (from the more serious things), until you visit the graves.”
Surat at-Takathur: v (1-2):

Ya ALLAH! Save us from the torment and punishment of the grave and the hellfire … Ya ALLAH! Make my Present life sweet, my Grave sweeter and my Akhira the sweetest of ALL!!! …. Ameen




 اللهم اني اعوذ بك من عذاب القبر و اعوذ بك من فتنة المسيح الدجال و اعوذ يك من فتنة المحيا و الممات و اعوذ بك من المأثم و المغرم 

Pain


Pain is not always a negative force and it is not something that you should always hate. At times a person benefits when he feels pain.

You might remember, that at times when you felt a lot of pain, you sincerely supplicated and remembered Allah.

When he is studying, the student often feels the pangs of heavy burden, sometimes perhaps the burden of monotony, yet he eventually leaves this stage of life as a scholar. He felt burdened with pain at the beginning but he shined at the end.

The aches and pangs of passion, the poverty and the scorn of others, the frustration and anger at injustices - these all cause the poet to write flowing and captivating verses.

This is because he himself feels pain in his heart, his nerves, and in his blood, and as a result, he is able to infuse the same emotions into the hearts of others.

How many painful experiences does the writer undergo, experiences that inspire brilliant works, works that posterity continues to enjoy and learn from.

The student who lives the life of comfort and repose and who is not stung by hardships, or who has never been befallen by calamity will be an unproductive, lazy, and lethargic person.

Indeed, the poet who knows no pain and who has never tasted bitter disappointment will invariably produce heaps upon heaps of cheap words - absolute humdrum. This is because his words pour forth from his tongue and not from his feelings or emotion, and though he may comprehend what he has written, his heart and body have not lived the experience.

More worthy and relevant to the aforementioned examples are the lives of the early believers, who lived during the period of revelation and who took part in the most important religious revolution that mankind has seen.

Indeed, they had greater faith, nobler hearts, more truthful tongues, and deeper knowledge: they had all of these because they lived through the pain and suffering that are necessarily concomitant to great revolutions.

They felt the pains of hunger, of poverty, of rejection, of abuse, of banishment from home and country; of abandonment of all pleasures, of the pains of wounds and of death and torture.

They were in truth chosen ones, the elite of mankind. They were models of purity, nobleness, and sacrifice.

"That is because they suffer neither thirst nor fatigue, nor hunger in the Cause of Allah, nor they take any step to raise the anger of disbelievers nor inflict any injury upon an enemy, but is written to their credit as a deed of righteousness. Surely, Allah wastes not the reward of the doers of good." [At-Taubah - 120].


Friday, 4 January 2013

Jom kenali sebahagian serikandi Islam...

hidup disisi Firaun durjana,
namun hati tetap mengimani Allah;
terbuangnya Musa dialah mengambilnya,
itulah Asiah ratu syahadah.

terlepas sisir jatuh ke lantai,
terucap kalimah nama Yang Esa;
nyawa dikorbankan dari iman tergadai,
itulah Masyitah harum kuburnya.

Perang uhud melakar sejarah,
Nusaibah melindungi junjungan mulia;
diberi gelaran ummu imarah,
membantu pasukan muslimin merawat luka.

Diseksa bani makhzum,Yaser sekeluarga,
sabarlah kerana menantimu Syurga;
tidak Sumayyah korbankan aqidahnya,
ditusuk tombak terkorbanlah nyawa.

wanita pertama masuk ke Syurga,
menjadi pertanyaan siapakah gerangannya;
sangat setia pada suaminya,
itulah Mutiah pemegang tali kuda yang membawa Saidatina Fatimah masuk ke Syurga.